
Berbicara tentang filosofi menulis dalam konteks Islam, kita dapat merujuk kepada firman Allah SWT dalam Surat Al-‘Alaq (96:4): “Yang mengajarkan dengan pena.” Ayat ini menekankan pentingnya menggapai pengetahuan dan peran pena dalam menyebarkannya.
Di era digital sekarang, pena bisa dilihat sebagai metafora untuk alat yang kita gunakan untuk menulis dan berbagi pengetahuan, baik itu komputer, smartphone, atau platform media sosial..
Era digital, yang menandai perkembangan signifikan dalam teknologi, telah membuka jalan baru bagi umat Muslim untuk berdakwah melalui tulisan.
Teknologi Web 3.0 dengan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning nya, sebagai contoh, memungkinkan interaksi yang lebih dinamis dan personal antara penulis dan pembaca. Ini berarti bahwa dakwah melalui tulisan kini tidak lagi terbatas pada satu arah, tetapi dapat menjadi dialog antara penulis dan pembaca.
Ini memberi kita peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara lebih luas dan efektif, dimana seorang Muslim di era digital harus mengambil peran aktif dalam menggunakan teknologi ini untuk tujuan yang baik dan bermanfaat.
Namun, ini juga menimbulkan tantangan tersendiri. Salah satunya adalah bagaimana memastikan bahwa kita tetap menjaga nilai-nilai etika dan moral Islam dalam menulis.
Seorang Muslim juga harus senantiasa menyadari bahwa setiap kata yang ditulis adalah amanah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Muslim no.2988, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.”
Hadits ini mengingatkan kita bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar dan bahwa kita harus selalu berhati-hati dalam memilih kata-kata yang kita gunakan.
Dalam konteks menulis, ini berarti bahwa kita harus selalu berusaha untuk menulis dengan benar, jujur, dan dengan niat yang baik. Kita harus selalu ingat bahwa tulisan kita bukan hanya mencerminkan diri kita sebagai individu, tetapi juga sebagai umat Muslim yang mewakili agama Islam.
Lalu, bagaimana seorang Muslim bisa memulai menulis? Tentu saja, langkah pertama adalah (mau) belajar dari nol. Menulis, seperti kegiatan lainnya, memerlukan komitmen, latihan dan dedikasi. Tidak ada penulis hebat yang langsung menjadi hebat tanpa melalui proses belajar dan latihan.
Memulai menulis bisa se-simple memanfaatkan aplikasi catatan di ponsel kita. Tidak perlu khawatir tentang apa yang harus ditulis.
Mulailah dengan menulis apa yang Anda rasakan, apa yang Anda pikirkan, dan apa yang Anda lihat. Lalu, pelan-pelan, Anda bisa mulai menulis tentang topik yang lebih besar dan lebih kompleks.
Namun, seorang Muslim tidak hanya harus belajar bagaimana menulis, tetapi juga bagaimana menggunakan teknologi dan platform digital untuk menulis dan berdakwah. Era digital telah membuka banyak peluang baru, dan seorang Muslim harus dapat memanfaatkan peluang ini untuk tujuan yang baik.
Namun, kemajuan teknologi juga menimbulkan tantangan baru. Salah satunya adalah bagaimana menjaga keaslian dan integritas tulisan kita di era digital. Kita harus berhati-hati terhadap bahaya desinformasi dan berita palsu, yang bisa menyebar dengan cepat dan luas di dunia digital.
Sebagai penulis Muslim, kita harus selalu memastikan bahwa informasi yang kita bagikan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam konteks ini, menjadi penting bagi seorang Muslim untuk selalu mencari ilmu dan meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam dan dunia. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Ibn Majah no. 224, “Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim.”
Dalam konteks menulis dan berdakwah di era digital, ini berarti bahwa kita harus selalu berusaha untuk memperdalam pengetahuan kita dan meningkatkan keterampilan menulis kita.
Bukan hanya itu, kita juga harus belajar bagaimana menggunakan teknologi dan platform digital untuk meningkatkan efektivitas dakwah kita.
Kita harus belajar bagaimana menulis konten yang menarik dan relevan untuk audiens digital, bagaimana cerdas menggunakan metode Search Engine Optimization (SEO) dan teknik digital marketing lainnya untuk meningkatkan jangkauan tulisan kita, bagaimana berinteraksi dengan pembaca secara positif serta konstruktif.
Sebagai penulis Muslim di era digital, kita harus berusaha untuk menjadi teladan bagi pembaca kita, terutama bagi generasi digital savvy para Gen Y dan Z yang (masih) idealis dan cenderung mempertanyakan banyak hal.
Kita harus berusaha untuk menulis konten yang tidak hanya informatif dan menarik, tetapi juga inspiratif dan berdampak positif bagi pembaca.
Akhirnya, menulis dan berdakwah di era digital bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan niat yang tulus, usaha yang gigih, dan bimbingan dari Allah SWT, kita bisa menjadi penulis yang berdampak dan bisa berdakwah secara efektif di era digital ini.
Mari kita mulai menulis, mari kita mulai berdakwah dengan masing-masing disiplin ilmu serta keahlian yang kita punya/ kuasai yang bermuara pada kebenaran Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hidayah dan taufiq dalam setiap langkah serta niat mulia kita.
Aamiin.
Leave a comment