
Tulisan ini mungkin untuk beberapa orang dianggap cukup sensitif untuk dibahas, bahkan ada yang pernah bilang bahwa harusnya hal ini cukup “tau sama tau saja” hehe.
Namun bagi saya, apa salahnya coba di ramaikan, toh masih dalam tataran softskill yang jika semua orang paham maka impact yang dihasilkan akan “wow” khususnya di dunia kerja serta organisasi.
Dalam dinamika dunia kerja, terkadang kita merasa sulit untuk menemukan keseimbangan antara mencapai tujuan pribadi dan menjaga keharmonisan dengan kolega dan atasan.
Dalam situasi ini, seni memberikan “panggung” untuk bos bisa menjadi strategi cerdas untuk menghadapi politik dan kepentingan di tempat kerja.
“Panggung” apaan tuh? Apa ya?
Dalam hal ini saya belum menemukan istilah lain yang lebih halus daripada “panggung” karena keterbatasan ilmu saya hehe. Ya intinya “panggung” bisa diibaratkan sebagai sebuah pentas teater di dunia kerja, di mana atasan atau bos Anda adalah aktor utama yang perlu tampil dengan sukses.
Nah, Anda sebagai karyawan bisa berperan sebagai sutradara, penata panggung, atau bahkan rekan aktor yang mendukung penampilan bos Anda agar lebih mengesankan.
Jadi, memberikan “panggung” pada bos Anda adalah cara cerdik untuk menunjukkan dukungan, apresiasi, dan kepercayaan kepada mereka. Saat mereka berhasil bersinar di atas panggung tersebut, suasana kerja akan menjadi lebih positif, harmonis, dan tentunya menyenangkan.
Anda pun akan dikenal sebagai karyawan atau tim yang selalu siap dengan bekerjasama, dan tepuk tangan meriah di backstage saat bos Anda memukau di atas panggung kehidupan kerja!
Jadi apakah ini bahasan sensitif ? gak peduli! lanjut yuk, haha!
Nah, jika diterjemahkan dalam langkah-langkah atau jurus jitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang coba saya tulis secara subjektif antara lain,
Mengenali Kepentingan Atasan
Langkah pertama untuk menguasai seni memberikan panggung kepada bos adalah dengan mengenali kepentingan atasan Anda. Cobalah untuk memahami tujuan, target, dan prioritas mereka dalam organisasi.
Dengan begitu, Anda dapat menyesuaikan diri dan membantu mereka mencapai keberhasilan, sekaligus memperoleh dukungan dan kepercayaan dari atasan.
Contoh:
Jika bos Anda berfokus pada peningkatan kualitas layanan pelanggan, Anda bisa proaktif mencari cara atau inovasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan laporan hasilnya kepada bos Anda.
Gak perlu yang wah! Cukup mau dan konsisten saja di awal, maka anda akan perlahan menemukan eksposur baru, ritme dan ide-ide yang besar yang ternyata bermanfaat juga buat anda!
Mendukung dan Menghargai Pencapaian Atasan
Tidak ada salahnya untuk mengapresiasi pencapaian dan kesuksesan atasan Anda. Malah, dengan memberikan dukungan dan penghargaan, Anda akan terlihat sebagai anggota tim yang positif dan kooperatif. Ingat, apresiasi yang tulus dan tepat waktu bisa meningkatkan kepercayaan dan mempererat hubungan kerja dengan bos.
Contoh:
Saat bos Anda berhasil meraih penghargaan bergengsi di bidangnya, ucapkan selamat dan tunjukkan rasa bangga atas pencapaian tersebut.
Berbagi Tanggung Jawab dan Kredit
Ketika Anda dan bos Anda bekerja sama dalam sebuah proyek, usahakan untuk berbagi tanggung jawab dan kredit dengan adil. Meskipun Anda mungkin merasa bahwa Anda telah memberikan kontribusi yang lebih besar, ingat bahwa kerja sama tim adalah kunci keberhasilan dalam dunia kerja.
Berbagi kredit juga akan menunjukkan kepada atasan bahwa Anda menghargai kerja sama dan mengutamakan kepentingan tim.
Contoh:
Saat tim Anda menyelesaikan proyek penting, sampaikan terima kasih kepada bos Anda atas dukungan dan bimbingannya, serta sebutkan kontribusi spesifik yang mereka berikan.
Karena logikanya sebagus dan sehebat apapun ide atau effortmu, kalau bos gak kasih jalan atau approve, ya wassalam, gak akan pernah kejadian tuh. Catat dan camkan! Hehe.
Menjadi Pendengar yang Baik
Salah satu cara untuk memberikan panggung kepada bos Anda adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Tunjukkan empati dan perhatian, serta berikan umpan balik yang konstruktif.
Dengan cara ini, Anda akan membangun hubungan yang baik dengan atasan dan memastikan bahwa mereka merasa didengar dan dihargai.
Contoh:
Saat bos Anda menyampaikan masalah yang dihadapi, dengarkan dengan seksama dan tanyakan bagaimana Anda dapat membantu. Berikan saran atau masukan yang relevan dan tepat, serta tunjukkan kepedulian terhadap situasi yang mereka hadapi.
Ingat slogan The Three Musketeers, “Satu untuk semua, semua untuk satu”, valid banget itu.
Mempromosikan Kepemimpinan Atasan di Luar Ruangan
Mempromosikan kepemimpinan atasan Anda di luar lingkungan kerja juga merupakan bagian penting dari seni memberikan panggung. Berikan dukungan pada inisiatif dan kegiatan yang mereka lakukan di luar kantor, seperti konferensi atau acara sosial.
Ini akan menunjukkan rasa hormat dan kesetiaan Anda pada atasan, serta membantu memperkuat reputasi mereka.
Contoh:
Jika bos Anda menjadi pembicara di sebuah konferensi industri, sebarkan informasi tersebut kepada rekan-rekan Anda dan ajak mereka untuk menghadiri acara tersebut.
Kalau saya pribadi paling cocok itu meng quote arahan-arahan bos yang bagus-bagus atau inspiratif dengan selalu me-mention nama beliau di setiap pembicaraan yang saya lakukan seperti,
“… Hal ini sejalan dengan arahan pak Norman yang bijak kapan hari yang bahwa empati antar unit menjadi kunci penyelesaian konflik oprasional-bisnis yang tepat …”.
Bisa juga kan!
Bekerja Secara Proaktif dan Mengambil Inisiatif
Untuk memberikan panggung yang sehat kepada bos Anda, penting untuk bekerja secara proaktif dan mengambil inisiatif. Dengan melampaui tugas-tugas biasa Anda, Anda akan menunjukkan komitmen Anda terhadap organisasi dan membantu bos Anda mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Selain itu, mengambil inisiatif juga dapat meningkatkan reputasi Anda di mata atasan dan kolega.
Contoh:
Jika Anda melihat peluang untuk mengoptimalkan proses kerja di kantor, buatlah proposal atau presentasi usulan dan sampaikan kepada bos Anda. Dengan inisiatif ini, Anda tidak hanya membantu atasan tetapi juga mengembangkan kemampuan kepemimpinan Anda sendiri.
Nah, ini saya ulang lagi agar kita gak hanya mikir sempit bahwa semua untuk bos, bagaimana jika kita mulai berpikir bahwa manfaat itu akan Kembali ke kita setidaknya ingat-ingat quote “Bantulah bosmu, untuk membantu dirimu”!
Beradaptasi dengan Gaya Kepemimpinan Atasan
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, dan untuk memberikan panggung yang sehat kepada bos Anda, Anda perlu beradaptasi dengan gaya kepemimpinan mereka. Cobalah untuk memahami kekuatan dan kelemahan atasan, serta cara kerja yang paling efektif bersama mereka.
Dengan demikian, Anda akan dapat lebih efisien dalam mendukung pencapaian atasan dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
Contoh:
Jika bos Anda lebih menyukai komunikasi yang singkat dan jelas, sesuaikan cara Anda menyampaikan informasi agar sesuai dengan preferensi mereka. Pasti butuh adaptasi, namun kuncinya coba dan jalankan dulu!
“You take people as far as they will go, not as far as you would like them to go.”
Jeanette Rankin
Namun di sisi lain untuk menciptakan “panggung” yang sehat bagi bos anda tersebut, ada beberapa hal yang perlu dihindari, sehingga hubungan kerja Anda tetap positif dan harmonis, antara lain,
#1 Mengambil alih tanggung jawab atasan
Jangan mencoba mengambil alih tugas atau tanggung jawab bos Anda tanpa izin. Ini dapat membuat mereka merasa tidak dihargai atau bahkan terancam oleh inisiatif Anda.
Cobalah untuk menawarkan bantuan dan dukungan, tetapi jangan melampaui batas kewenangan Anda. Sekali lagi, ini masalah kewenangan!
Sehebat apapun anda dibanding bos anda, kalau anda tidak berwenang, maka anda salah!
#2 Pujian berlebihan
Walaupun memberikan penghargaan kepada atasan adalah hal yang baik, pujian yang berlebihan bisa menimbulkan efek negatif.
Bos Anda mungkin merasa bahwa Anda tidak tulus atau mencoba mengambil hati mereka, dan jujur dari pengalaman pribadi sangat mudah membedakan mana yang fair dan tulus mana yang tujuannya cuma “menjilat”.
Berikan apresiasi yang sesuai dan tulus, serta jaga agar tidak terkesan mengampu.
#3 Menyembunyikan informasi penting
Jangan menyembunyikan informasi atau data penting dari atasan Anda dengan niat untuk menjaga “panggung” mereka. Tindakan ini malah bisa merugikan hubungan kerja dan merusak kepercayaan. Jujurlah dan komunikasikan masalah yang dihadapi secara terbuka dan profesional.
Terbukalah tentang semua informasi terutama yang menyangkut kepentingan dan problem team. Bos yang bijaksana bukan menjadikan informasi itu untuk bahan saling menyalahkan/ playing victim, namun dia akan pergunakan sebagai bahan baku pencarian solusi atau memberikan umpan balik ke pihak eksternal team nya dengan lebih baik dan bijak (dan kadangkala justru untuk melindungi team nya).
#4 Menyeret isu pribadi ke lingkungan kerja
Poin yang cukup umum untuk selalu mengindari membawa masalah pribadi atau perasaan negatif ke dalam hubungan kerja Anda dengan atasan. Tetapkan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan profesional, dan fokuslah pada pekerjaan serta pencapaian bersama.
#5 Berkomentar negatif tentang atasan di belakang mereka
Mengeluh atau berkomentar negatif tentang bos Anda di belakang mereka tidak hanya merusak reputasi Anda sendiri, tetapi juga dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan konflik. Jika Anda memiliki perbedaan pendapat atau masalah dengan atasan, selesaikan secara langsung dan profesional.
Tapi ada hal menarik yang paling sering saya temui biasanya adalah slogan “Bos tidak sempurna di mata team sendiri, namun harus tetap sempurna di mata team lain”.
Ini maksudnya omongan atau ghibah tentang bos hanya boleh dilakukan antar organisasi dibawah supervise bos itu, namun semua sepakat tidak ada hal negative atau ghibah yang bocor ke team lain, semua komit menjaga dan membela bos di mata organisasi lain.
Yeah, fair enough lah buat worst case karena kita manusia kadang perlu juga berkeluh kesah.
#6 Menolak kritik atau masukan
Jika bos Anda memberikan kritik atau masukan, terima dengan lapang dada dan gunakan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang dan ini super duper valid.
Menolak kritik atau masukan dapat membuat Anda terlihat tidak kooperatif dan tidak bersedia untuk mengembangkan diri.
#7 Bersaing secara tidak sehat
Meskipun persaingan dalam pekerjaan bisa menjadi pendorong yang baik, persaingan yang tidak sehat dengan bos Anda bisa merusak hubungan dan menghancurkan “panggung” yang telah Anda bangun.
Fokus pada kerja sama dan pencapaian bersama, daripada berusaha menyaingi atau mengalahkan atasan Anda.
Satu lagi yang mungkin nyambung dengan hal ini, berbuat baik dan bersainglah secara sehat dan beretika dengan setiap rekan kerjamu, karena kita gak pernah tau siapa bos kita nanti. Jika bos mu nanti ternyata orang yang pernah anda singgung dengan “kelicikan” anda, ya bersiaplah untuk gak tenang kerjamu, haha!
“Never look down on anybody unless you’re helping them up.”
Jesse Jackson
Dengan menghindari hal-hal di atas, Anda akan menjaga “panggung” yang sehat bagi bos Anda dan memastikan hubungan kerja yang positif dan produktif di tempat kerja. Ingat, saling mendukung dan bekerja sama akan lebih efektif dalam mencapai kesuksesan bersama daripada menciptakan konflik dan ketidakharmonisan.
Menguasai seni memberikan “panggung” kepada bos merupakan strategi cerdas dalam menghadapi dinamika organisasi dan politik dunia kerja. Anda akan dapat menciptakan hubungan yang sehat dan produktif dengan atasan Anda.
Selain itu, strategi ini juga akan membantu Anda mengembangkan kemampuan kepemimpinan sendiri dan mencapai kesuksesan dalam karier Anda.
The more you (Smart) give, the more you get!
Jika ada feedback berupa kritik dan saran, please comment ya, thanks!
Salam Perspexto!
Leave a comment