
Salah satu adegan aneh namun berkesan bagi saya salah satunya di film 3 Idiots yang release dan populer di 2009 lalu (tau kan? males ngejelasin soalnya hehe), dimana bapak Rektor alias si Viru Sahastrabhudde menulis suatu pelajaran di papan tulis menggunakan 2 tangan sekaligus (kiri-kanan).
Keren!
Nampaknya aneh, namun ternyata bakat menulis dua tangan secara bersamaan dan seimbang tersebut adalah suatu kondisi “benefit” genetik yang disebut Ambidextrous yang memiliki kemungkinan 1% dari seluruh orang di dunia membawa bakat alami ini.
Tapi hei, kali ini Perspexto gak akan bahas Ambidextrous dari sisi fisiologi, namun kita coba tarik ke ranah leadership, nah lho… apa hubungannya coba?
Apakah seorang pemimpin ambidextrous harus bisa menulis laporan pakai tangan kanan pakai pena sambil ngetik pake keyboard di tangan kiri? Well, gak gitu juga kali hehe.
Yuk mari kita bahas secara awam (mudah-mudahan)!
Seorang pemimpin ambidextrous adalah sosok yang memiliki dua kemampuan yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya saling melengkapi.
Seperti apa? Bayangkan kamu sedang mengayuh sepeda sambil menjahit baju. Terdengar konyol, bukan? Tapi itulah gambaran kasarnya.
Di satu sisi, seorang pemimpin perlu bisa mendorong timnya untuk inovasi (menjahit baju). Di sisi lain, dia juga harus bisa memastikan operasional berjalan lancar dan efisien (mengayuh sepeda).
Seorang pemimpin ambidextrous harus mampu memainkan dua peran sekaligus: eksplorasi (menjahit baju) dan eksploitasi (mengayuh sepeda).
Eksplorasi adalah tentang mencari ide-ide baru, berinovasi, dan berani mengambil risiko. Sementara eksploitasi adalah tentang memaksimalkan apa yang sudah ada, memperbaiki efisiensi, dan mengurangi risiko.
Misalkan, Alfa adalah manajer sebuah restoran. Dia mengetahui bahwa restorannya harus selalu menawarkan menu baru untuk menarik pelanggan (eksplorasi), tapi di waktu yang sama dia juga harus memastikan bahwa resep lama yang sudah disukai pelanggan tetap enak dan konsisten (eksploitasi).
Jadi, dia seolah-olah harus bisa bermain biola dan drum sekaligus. Bisa dibayangkan betapa rumitnya itu?
Namun, pemimpin ambidextrous tidak harus melakukannya sendiri. Mereka bisa membagi tugas ini ke timnya. Misalnya, Alfa bisa meminta Elvan, koki restoran, untuk fokus menciptakan menu baru, sementara Ario, kepala pelayan, bertugas memastikan standar pelayanan dan kualitas makanan tetap terjaga.
Jadi, Alfa sebenarnya sedang mengatur orkestra, bukan bermain semua instrumen sendiri.
Jadi, apakah kamu seorang pemimpin ambidextrous? Apakah kamu bisa mengayuh sepeda sambil menjahit baju, atau bermain biola sambil memainkan drum? Jika belum, jangan khawatir. Seperti halnya berlatih untuk menjadi ambidextrous dalam hal fisik, membangun kepemimpinan ambidextrous juga butuh waktu dan latihan guys, jadi jangan malas ya!
Sekarang, kamu mungkin bertanya, “Tapi bagaimana caranya aku bisa menjadi pemimpin ambidextrous? Apakah aku harus belajar ala-ala nulis dua tagan juga?” Tenang, tidak perlu sesulit itu. Mari kita pelajari beberapa tips untuk menjadi pemimpin ambidextrous yang efektif.
Menghargai Kedua Sisi Koin
Pemimpin ambidextrous harus menghargai pentingnya eksplorasi dan eksploitasi. Seperti memainkan gitar, kamu harus bisa memetik senar (eksplorasi) sambil menyanyi (eksploitasi). Jika kamu hanya fokus pada satu aspek, kamu akan kehilangan harmoni.
Menyusun Tim yang Seimbang
Kamu tidak harus melakukan segalanya sendiri. Seperti Alfa di restorannya, kamu bisa mendistribusikan tugas eksplorasi dan eksploitasi ke anggota timmu. Seimbangkan antara mereka yang suka mencoba hal baru (eksplorator) dengan mereka yang detail dan konsisten (eksploitatif).
Seperti memimpin orkestra, kamu membutuhkan berbagai instrumen untuk menciptakan melodi yang indah.
Mendorong Kreativitas dan Efisiensi
Jangan takut untuk mendorong timmu mencoba ide-ide baru, tapi juga jangan lupa untuk memastikan operasional berjalan lancar. Ingat, kamu sedang mengayuh sepeda sambil menjahit baju. Jadi, berikan ruang untuk kreativitas (jahit bajumu!) tetapi juga pertahankan ritme pedalmu agar sepeda tetap berjalan.
Fleksibilitas
Terakhir, tapi sangat penting, pemimpin ambidextrous harus fleksibel. Kadang, kamu mungkin perlu mengayuh lebih cepat atau menjahit baju lebih lekas dan presisi.
Misalnya, saat pandemi Covid-19, banyak perusahaan harus berinovasi (menjahit baju lebih lekas dan presisi) untuk bertahan, sementara juga memastikan operasional tetap berjalan (mengayuh sepeda).
“If leaders are the linchpin to success, then ambidexterity is the weapon with which they must do battle.”
Charles A. O’Reilly, Lead and Disrupt: How to Solve the Innovator’s Dilemma
Jadi, menjadi pemimpin ambidextrous tidak selalu mudah, tetapi dengan latihan dan kesabaran, kamu bisa menjadi maestro dalam orkestra kepemimpinanmu. Dan ingat, tidak ada yang salah dengan jatuh dari sepeda selama kamu bangkit dan terus mencoba menjahit bajumu.
Karena, hey, siapa bilang mengayuh sepeda sambil menjahit baju itu mudah? Enak aja!
Terus siapa aja sih contoh orang-orang sukses yang menerapkan pola atau prinsip kepemimpinan ini?
Nih, beberapa contoh dari pemimpin dunia bisnis yang sukses menerapkan prinsip ambidextrous leadership:
#1 Steve Jobs (Apple)
Mungkin tak ada contoh lain yang lebih baik dari Steve Jobs dalam hal kepemimpinan ambidextrous. Dia dikenal luas karena kemampuannya untuk mendorong inovasi (think iPhone, iPad, dan iPod), tetapi dia juga sangat fokus pada efisiensi dan kualitas produk Apple.
Jobs selalu memastikan bahwa setiap detail dari produknya sempurna sebelum diluncurkan. Ini adalah contoh sempurna dari seseorang yang mampu meniup terompet inovasi sambil mengayuh sepeda efisiensi dengan sangat baik.
#2 Jeff Bezos (Amazon)
Bezos berhasil membawa Amazon dari toko buku online menjadi raksasa e-commerce global. Dia mampu mendorong inovasi dalam berbagai bidang, mulai dari layanan streaming hingga pengiriman drone. Namun, di sisi lain, dia juga sangat fokus pada efisiensi operasional dan pengiriman cepat, yang telah menjadi ciri khas Amazon.
#3 Indra Nooyi (PepsiCo)
Sebagai mantan CEO PepsiCo, Nooyi dikenal karena mendorong inovasi dalam portofolio produk perusahaan, dengan menambahkan lebih banyak produk sehat. Sementara itu, dia juga memastikan operasional dan distribusi PepsiCo tetap berjalan efisien dalam bersaing dengan Coca Cola.
#4 Elon Musk (Tesla, SpaceX)
Musk dikenal karena visi futuristik dan inovatifnya, seperti mobil listrik dan perjalanan luar angkasa. Namun, dia juga menunjukkan pemahaman yang kuat tentang pentingnya efisiensi, terutama dalam produksi mobil Tesla dan operasi SpaceX.
Kesuksesan para pemimpin tersebut membuktikan bahwa pendekatan ambidextrous dalam kepemimpinan bukan hanya teori, tetapi juga dapat diterapkan dalam praktek bisnis nyata.
Tentunya, masing-masing pemimpin ini juga didukung oleh tim yang kompeten dan bisa diandalkan, yang memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan antara eksplorasi dan eksploitasi. Jadi, siap untuk menjadi pemimpin ambidextrous berikutnya?
Selamat mencoba, dan jangan lupa untuk terus berlatih!
Salam Perspexto!
Leave a comment