Diam-diam Aku mengagumi mu Istriku (sebuah puisi)

Kekaguman di sudut hati diam tertancap,

Mengintip indahnya sang waktu berbagi,

Tersembunyi suara cinta tak terucap,

Seorang suami memandang istrinya yang abadi.

|

Gelombang cinta mengalir deras,

Seperti sungai yang tak pernah surut,

Istriku, kesabaranmu bagai permata keras,

Dalam lautan kehidupan kita bertaut.

|

Tanpa lelah kau terus mengabdi,

Menjaga keluarga siang-malam tanpa henti,

Dengan cinta dan pengorbanan tak terganti,

Kau adalah satu-satunya di dunia ini.

|

Ketangguhanmu tak tercerabut,

Badai dan terik terarungi selalu,

Kesetiaanmu bak belaian lembut,

Menerangi hati suami dan anak-anakmu.

|

Hening malam, kuangkat doa dalam sendiri,

Istriku tercinta, semoga kau abadi,

Sebagai penghuni surga yang mulia.

Bersama kita sekeluarga.

|

Oh istriku, hati kami selalu terlarut,

Dengan kesabaran dan ketangguhanmu,

Mewarnai hidup dengan cinta nan lembut,

Menjadi kebahagiaan tak terhingga selalu.

|

Biarlah kekaguman ini bersemayam sebagai berkah,

Dalam hati suami penuh rasa syukur tak ter peri,

Karena istriku, engkau adalah anugerah terindah,

Yang mengisi hidup kami dengan cinta dan laku bidadari.

|

Jakarta, 6 Mei 2023

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑