
Belum selesai dengan hingar bingar dan glamornya teknologi internet melalui social media dan game-game asyik yang jadi aktifitas “wajib” harian, si Rama sudah dibuat terhenyak dan bingung saat mendengar tentang Web3 yang digadang-gadang akan merubah pengalaman bersosialisasi secara virtual di internet.
Ini barang apa sih? Seberapa hebat dia? Apa hubungannya dengan seorang Rama yang hanya seorang penggemar game dan social media yang bahkan gak paham apa itu pemrograman web?
Dan ujung-ujungnya haruskah kita peduli atau bodo amat dengan Web3 ini?
Sebelum kita suruh si Web3 naik panggung, izinkan saya perkenalkan dulu para pendahulu dari teknologi ini?
Hah..ada pendahulunya?
Make sense, kalau dilihat dari namanya Web3, ada angka 3 (tiga) berarti mungkin ada Web1 dan Web2, benar gak?
Bener banget! Para pendahulu itu adalah Web1 dan Web2. Terus, dimana mereka? Kok gak kelihatan atau gak dirasakan kehadirannya oleh orang macam Rama dan para “user” teknologi lain?
Atau jangan-jangan apa yang mereka nikmati selama ini itu bagian dari teknologi Web1 dan Web2 namun mereka tidak sadar atau tidak tahu tentang istilah tersebut?
Yuk mari kita bahas, tentunya dengan bahasa awam ala Perspexto!
Web1, Web2 dan Web3 adalah evolusi varian teknologi web yang saling menyempurnakan dari waktu ke waktu. Bagaimana interaksi manusia atau seorang user terhadap dunia web atau jaringan computer menjadi pembeda antar varian teknologi web ini.
Oke, untuk lebih mudah dipahami kita coba ibaratkan seperti ini
Jika kalian menghadiri atau mendengar sebuah pidato atau webinar dimana si narasumber menyampaikan ide/ gagasan nya secara satu arah, tidak ada pertanyaan atau interupsi yang bisa disampaikan oleh si pendengar atau audiens, atau bahasa kerennya Monolog.
Nah monolog ini yang menggambarkan teknologi Web1.
Contoh paling sederhana dari Web1 adalah situs web yang hanya menampilkan informasi statis. Misalnya, situs web pemerintah yang berisi informasi tentang peraturan, atau situs web yang berisi kumpulan resep masakan.
Web1 memungkinkan kita hanya bisa membaca informasi yang ada, tanpa bisa memberikan komentar atau diskusi, pokoknya nikmati saja!
Nah, sekarang Web2 yang ibaratnya kita menghadiri acara keluarga atau reuni dimana didalamnya kita dapat ngobrol, bergosip dan berinteraksi apapun dengan anggota-anggota keluarga atau temen lama kita sehingga suasana lebih hidup.
Web2 sebenarnya adalah teknologi yang sekarang kita lakukan saat berinteraksi di social media. Pertukaran informasi melalui diskusi interaktif yang dilakukan antar user merupakan karakteristik dari Web2.
Whatsapp, Twitter, Instagram, facebook adalah contoh penerapan Web2 di bidang social media. Ada juga konsep platform kolaborasi seperti Google Drive, Office 365 Share point dan juga GitHub yang memudahkan orang bekerja bersama mengedit dokumen atau coding secara online, itu juga bagian dari Web2.
Lanjut ke Web3 yang sederhananya mungkin merupakan lanjutan dari kebebasan interaksi dari Web2, namun kali ini komponen interaksinya lebih kompleks.
Ibarat acara reuni tadi, ternyata didalam reuni itu ada ajang jual beli mobil atau rumah atau pertukaran kartu nama antar peserta reuni dimana semua peserta reuni bisa melihat kegiatan tersebut dan atau bahkan ada yang menolak atau interupsi jika ada ketidak beresan dalam transaksi tersebut.
Singkat kata, Web3 adalah tentang transparansi dan peran pengguna yang lebih kuat karena semua berdasarkan konsensus seluruh peserta yang hadir atau terlibat bukan satu orang, walaupun inisiasi dilakukan secara bilateral (dua pihak).
Contoh Web3 adalah aplikasi berbasis blockchain seperti platform perdagangan mata uang kripto, misalnya Binance, Coinbase atau Indodax, TokoCrypto dan Pintu untuk pasar lokal Indonesia, yang memungkinkan kita untuk membeli, menjual, dan menyimpan aset digital seperti Bitcoin atau Ethereum.
Selain itu, ada juga platform Non-Fungible Token (NFT) seperti OpenSea atau Rarible, di mana kita bisa membeli, menjual, dan mengoleksi aset digital unik seperti karya seni, musik, atau video yang dibuat oleh seniman di seluruh dunia.
Tak ketinggalan, Web3 juga mencakup permainan berbasis blockchain seperti Axie Infinity atau CryptoKitties. Di dalam permainan ini, kita bisa mengoleksi, memelihara, dan bertransaksi aset digital berupa karakter atau barang dalam game yang memiliki nilai ekonomi di dunia nyata
Eh, tapi apa itu NFT? sabar woi! telan dulu, ntar dibawah dijelasin hehe.
Web3 tidak hanya teknologi tunggal!
Sound’s good! Tentu saja, ibarat music yang punya banyak “aliran”, Web3 juga terbagi ke banyak varian turunan teknologi yang dapat mendukung trend teknologi saat ini dan kedepannya.
Berikut cabang-cabang penerapan Web3 yang menarik untuk diketahui terutama masyarakat awam agar lebih melek teknologi,
#1 Blockchain yang merupakan fondasi dari Web3, blockchain adalah teknologi yang memungkinkan pencatatan transaksi secara terdistribusi, aman, dan transparan.
Contoh penerapan blockchain meliputi Bitcoin, Ethereum, dan berbagai platform blockchain lainnya yang sempat disinggung diatas.
#2 Mata uang digital (Crypto Currency) merupakan kolaborasi teknologi blockchain dengan penambahan kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mengendalikan penciptaan unit baru.
Cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan banyak lagi, menjadi aset digital yang populer di Web3
#3 Smart Contract adalah kode komputer yang otomatis menjalankan syarat-syarat dalam kontrak ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Contoh sederhana, suatu transaksi jual beli akan berjalan otomatis jika ada 2 kondisi yang terpenuhi yaitu si pembeli bayar sesuai harga dan penjual mengirimkan barang sesuai kesepakatan dan sudah dikonfirmasi diterima oleh pembeli. Fair kan!
Smart contracts menjadi salah satu fitur utama dalam platform blockchain seperti Ethereum, yang memungkinkan pengguna untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps)
#4 Decentralized Applications (dApps) merupakan Aplikasi yang berjalan pada jaringan terdesentralisasi, seperti blockchain, yang menghilangkan kebutuhan akan otoritas pusat.
dApps mencakup berbagai layanan, mulai dari platform perdagangan, media sosial, hingga permainan.
#5 Non-Fungible Tokens (NFT) adalah token digital unik yang tidak dapat ditukar dengan token lainnya. NFT digunakan untuk merepresentasikan aset digital langka seperti karya seni, video, musik, dan barang dalam game.
Platform NFT seperti OpenSea dan Rarible menjadi tempat populer untuk membeli, menjual, dan mengoleksi NFT.
Oh iya, hati-hati ya pakai platform NFT ini, jangan sampai lupa key atau password kamu, atau setidaknya simpan kode back up nya ya. Itu wajib hehe!
#6 Decentralized Finance (DeFi) merupakan ekosistem keuangan terdesentralisasi yang mencakup berbagai layanan seperti pinjaman, pertukaran mata uang kripto, dan penyimpanan aset digital.
DeFi memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan keuangan tanpa melibatkan pihak ketiga seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
#7 Decentralized Identity (DID) yang sempat di colek diatas merupakan Sistem identitas terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk memiliki dan mengendalikan data pribadi mereka sendiri.
DID meningkatkan keamanan dan privasi dalam berbagai layanan Web3.
#8 InterPlanetary File System (IPFS) adalah protokol penyimpanan terdistribusi yang bertujuan untuk membuat web lebih cepat, aman, dan terbuka.
IPFS memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengakses data secara terdesentralisasi.
#9 Web3 Browsers atau web khusus yang memungkinkan pengguna untuk mengakses dan berinteraksi dengan aplikasi Web3. Contoh peramban Web3 meliputi Brave, MetaMask, dan Status.
Nah, beberapa hal diatas merupakan contoh percabangan teknologi dengan konsep Web3 yang akan kalian temui atau bahkan ternyata udah dijalani tapi gak sadar kalau itu adalah bagian dari Web3.
Peran Manusia adalah segalanya diatas teknologi!
Sekarang kita balik lagi ke si Rama yang dari tadi bengong aja dengerin atau baca penjelasan diatas hehe. Selanjutnya apa yang dia harus lakuin untuk lebih bisa memahami?
Jawabannya cobalah untuk mulai berinteraksi dengan beberapa teknologi diatas terutama yang belum pernah bersentuhan atau jika sudah setidaknya coba untuk mulai mengeksplorasinya lebih dalam.
Si Rama bisa memulai dengan memahami sekilas blockchain diatas terus coba membuka akun dompet digital untuk bertransaksi cryptocurrency sambal belajar dan mencicipi jual beli NFT sehingga merasakan experience nya sebagai orang awam.
Dari sana Rama akan memahami bagaimana perbedaan teknologi Web3 yang seharusnya lebih aman dan transparan dan bahkan kalau Rama jeli, maka dia dengan cerdik bisa memanfaatkan peluang monetisasi melalui penciptaan dan jual beli asset digital didalamnya.
Tapi, hei..Rama bukan orang IT yang bisa mudah paham dengan hal-hal beginian terutama penciptaan asset digital, jadi harus bagaimana?
Teknologi Web3 merupakan teknologi masa depan dan jangka panjang yang sangat potensial bagi mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Sebagai orang awam yang bijak, memiliki rasa penasaran dan mau belajar serta memahami teknologi walaupun tidak dalam, sudah cukup menjadi modal dalam membantu perluasan literasi digital.
Jangan pernah kehilangan tujuan mulia dalam memajukan bangsa yang lebih cerdas dan modern.
Jadilah agen perubahan peradaban digital yang cerdas, bijak dan bertumbuh sekecil apapun kontribusimu saat ini dengan terus belajar!
Salam Perspexto!
Leave a comment