Metaverse ala Roblox dan Minecraft: Inklusivitas Dunia Virtual Anak-Anak

Berawal dari pertengahan 2019, dimana penulis membeli sebuah console Playstation 4 sebagai media hiburan anak-anak dirumah, sudah pasti yang dibayangkan bagaimana serunya bermain banyak games mulai dari genre action, balap, adventure dan sport dengan anak.

Tapi kenyataannya, hingga beberapa tahun berjalan sampai saat ini dari hampir 40 games yang kami miliki, hampir 80% waktu mereka dihabiskan untuk bermain satu game dengan grafis yang sangat sederhana, kaku dan sepertinya penulisng sekali graphic engine PS4 dipakai hanya untuk game tersebut, yes … itu Minecraft, game yang penulis sendiri gak kebayang bisa disukai orang, tapi anehnya anak-anak justru ketagihan dan menjadikannya sebagai game terbaik bagi mereka.

Drama terus berlanjut, kali ini penulis coba memperkenalkan (tepatnya memamerkan) beberapa game strategi keren macam Company of Heroes dan 3rd person shooter seru macam Plant versus Zombie Garden Werfare di platform Personal Computer (PC), namun ternyata lagi-lagi mereka punya pilihan sendiri bertema “kotak-kotak” ala Minecraft (setidaknya cukup terlihat bentuk karakternya), yup… ini adalah Roblox yang (tetap) membuat penulis garuk-garuk kepala tambah bingung, namun pada akhirnya penulis paham bahwa ada sesuatu yang menarik tentang 2 games ini.

Tapi sebelum kita membahas lebih lanjut tentang fenomena Minecraft dan Roblox, mari kita sedikit bercerita tentang sejarah dan konsep dasar dari kedua game ini, yang akan membantu kamu, atau para orang tua, memahami dengan lebih baik mengapa anak-anak begitu tergila-gila dengan permainan ini.

Pada suatu hari di tahun 2009, di negeri yang jauh bernama Swedia, hiduplah seorang pemuda bernama Markus Persson, atau yang lebih dikenal sebagai “Notch”. Ia adalah seorang penggemar permainan video, dan ingin menciptakan sesuatu yang baru dan menyenangkan. Maka, lahirlah Minecraft. Game ini menghadirkan dunia yang terdiri dari blok-blok, di mana para pemain dapat membangun, menghancurkan, dan menjelajahi dunia yang tak terbatas ini, seakan menjadi dewa kecil yang mengendalikan dunia mereka sendiri. Siapa sangka, dari ide sederhana ini, Minecraft menjadi sensasi global yang melahirkan komunitas kreatif yang luar biasa.

Namun 5 tahun sebelum Minecraft lahir, di negeri Paman Sam, lahir Roblox, ciptaan dari David Baszucki dan Erik Cassel. Mereka berdua bermimpi menciptakan dunia di mana para pemain tidak hanya bisa bermain, tetapi juga membuat permainan mereka sendiri. Dan, mimpi itu menjadi kenyataan! Roblox adalah semacam taman bermain digital raksasa, di mana anak-anak bisa menjelajahi dunia yang diciptakan oleh teman-teman sebayanya, menciptakan permainan baru, dan bahkan menjadi pengusaha muda dengan menjual kreasi mereka dalam bentuk item virtual. Dalam Roblox, langit adalah batas, dan anak-anak bisa mengejar mimpi mereka tanpa batasan.

Kedua game ini, Minecraft dan Roblox, memiliki konsep yang memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri dan menjelajahi dunia virtual tanpa batas. Bagi orang tua yang mungkin tidak pernah memainkan game ini, bayangkan saja kedua game ini seperti taman bermain digital yang dibuat dari lego, di mana anak-anak bisa membangun, menghancurkan, dan menjelajahi sepuas hati mereka. Luar biasa bukan!

Jika kita telaah, ada beberapa aspek yang menyebabkan kedua game ini sangat diidolakan para pemainnya terutama anak-anak antara lain

#1 Ruang Imajinasi Tanpa Batas

Minecraft dan Roblox adalah permainan dengan konsep sandbox, di mana pemain diberi kebebasan untuk membangun dan menjelajah dunia yang terbuat dari balok-balok dan kotak-kotak 3D. Bagi anak-anak yang imajinasinya luar biasa, permainan ini seperti lahan subur untuk mengekspresikan kreativitas dan mengeksplorasi ide-ide segar mereka.

Mau bikin istana dengan air terjun permen? Bisa! Mau jadi tuan tanah yang punya taman bermain yang luas banget? Monggo! Roblox Studio atau Minecraft Mod bisa kamu pakai untuk mewujudkannya. Dan tahukan kamu, bahwa Minecraft memiliki luas map atau dunia yang sama besarnya atau bahkan lebih besar dari bumi kita? Woow ambisius!

#2 Pencarian Identitas dan Pengakuan Sosial

Dari sudut pkamung psikologi, anak-anak cenderung mencari identitas dan pengakuan sosial. Di Minecraft dan Roblox, mereka bisa merancang karakter yang mencerminkan kepribadian dan gaya mereka. Mereka bisa menjadi apapun dan siapapun di dunia virtual ini.

Anak-anak juga bisa berinteraksi dengan pemain lain, saling bekerja sama, dan bahkan mendapat penghargaan atas karya mereka. Siapa sih yang nggak senang kalau kerja kerasnya diapresiasi?

Sisi psikologis ini menjadi sentuhan terdalam yang membuat mereka akhirnya terikat dan kerasan berlama-lama bermain game ini.

#3 Tantangan dan Keseruan yang Tidak Ada Habisnya

Minecraft dan Roblox tak hanya menawarkan keseruan dalam membangun dunia, tapi juga petualangan yang menantang. Baik dalam mode survival di Minecraft atau beragam minigame di Roblox, anak-anak bisa mengeksplorasi dunia, melawan monster, atau menyelesaikan misi. Adrenalin mereka terpacu, membuat mereka ketagihan alias penasaran terus untuk mencapai level yang lebih tinggi.

#4 Edukasi Balik Keseruan

Tanpa disadari, Minecraft dan Roblox menyimpan banyak pelajaran yang berguna bagi anak-anak. Mulai dari konsep fisika, matematika, hingga arsitektur, anak-anak bisa mempelajarinya dengan cara yang menyenangkan. Di Roblox, mereka juga bisa belajar coding dan game design. Serasa belajar sambil bermain, kan?

Tidak heran bahwa hampir seluruh platform edukasi pembelajaran online tentang pemrograman atau coding anak usia dini sampai remaja saat ini menggunakan basis 2 game ini sebagai pilihan pembelajarannya di tahapan lanjut setelah menyelesaikan logika dasar.

#5 Gengsi di Era Digital

Jangan salah sangka, gengsi juga menjadi salah satu faktor yang membuat anak-anak tergila-gila dengan Minecraft dan Roblox. Di era digital, popularitas permainan ini menciptakan tren yang sulit diabaikan.

Anak-anak ingin tahu dan merasakan sendiri keseruan yang diomongin teman-temannya, sehingga tak ingin ketinggalan. Di satu titik jika mereka menjadi salah satu pemain yang di perhitungkan dan disegani oleh temen-teman nyata serta virtual mereka, maka itu menjadi sebuah pencapaian tersendiri bagi mereka. Lagi-lagi faktor psikologis berperan disini!

Metaverse adalah akar pemikirannya!

Bagi sebagian orang yang jeli, mungkin baik Minecraft dan Roblox bisa dianggap sebagai bagian dari konsep metaverse, benarkah? Metaverse adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dunia virtual yang terhubung, di mana pengguna dapat berinteraksi satu sama lain, menjelajahi, bermain, belajar, dan bahkan bekerja secara real-time, seringkali menggunakan avatar untuk mewakili diri mereka di dunia maya.

Jika ditarik benang merah, Minecraft dan Roblox memiliki beberapa karakteristik metaverse, seperti:

Dunia virtual yang terhubung

Baik Minecraft maupun Roblox menawarkan dunia virtual yang terhubung, di mana pemain dapat berinteraksi dengan pemain lain dari seluruh dunia dan menjelajahi dunia yang dibangun oleh komunitas.

Interaksi sosial

Kedua game ini memungkinkan pemain untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pemain lain melalui obrolan, permainan bersama, atau bahkan pembuatan konten bersama.

Pembuatan konten

Baik Minecraft maupun Roblox memungkinkan pemain untuk menciptakan dan membangun dunia mereka sendiri, menghasilkan konten yang tak terbatas dan beragam. Pemain dapat berbagi kreasi mereka dengan komunitas yang lebih luas, dan dalam beberapa kasus, menghasilkan penghasilan dari karya mereka.

Ekonomi virtual

Roblox, terutama, memiliki ekonomi virtual yang memungkinkan para pemain untuk membeli, menjual, dan menukarkan barang virtual menggunakan mata uang dalam game, yang disebut Robux. Pemain dapat menggunakan Robux untuk membeli barang-barang untuk avatar mereka atau untuk mengakses konten eksklusif dalam game.

Tetapi meskipun Minecraft dan Roblox memang memiliki karakteristik metaverse, mereka mungkin belum mencapai skala dan kompleksitas yang penuh seperti yang dibayangkan oleh konsep metaverse yang lebih luas. Namun, kedua game ini merupakan contoh awal dari bagaimana metaverse dapat berkembang, dan menawarkan wawasan tentang bagaimana dunia virtual dan interaksi sosial akan terus berkembang di masa depan.

Opensource Game sebagai alternatif dan substitusi

Seperti halnya barang atau produk, tidak semua orang dapat menikmati untuk memainkan Minecraft dan Roblox, terutama Minecraft yang memang butuh pengorbanan “cuan” (alias harus beli) untuk memainkannya karena tidak gratis, sehingga muncullah beberapa game alternatif/ pengganti Minecraft dan Roblox yang dapat memenuhi hasrat para gamer yang ingin tetap asyik walaupun kantong sempit dengan konsep sandobox dan game experience yang sejenis dengan 2 game diatas.

Berikut beberapa game yang secara experience memiliki kesamaan dengan Minecraft dan Roblox yang coba penulis sarikan dari beberapa sumber dan pengalaman antara lain:

#1 Minetest

Minetest adalah game yang mirip dengan Minecraft, dengan fitur-fitur yang hampir sama, seperti membangun, menjelajah, dan bertahan hidup. Salah satu kelebihan Minetest adalah game ini gratis dan open-source, sehingga bisa diakses oleh siapa saja tanpa biaya. Meski demikian, grafik dan variasi konten mungkin tidak sebanyak Minecraft.

#2 Terasology

Terasology adalah game open-source lain yang mirip dengan Minecraft. Game ini memiliki grafik yang lebih baik daripada Minetest dan menawarkan berbagai modul yang bisa diunduh untuk menambahkan fitur dan konten baru. Terasology gratis dan bisa dimainkan pada berbagai platform.

#3 Untitled Goose Game

Jika kamu mencari game yang lucu dan menarik dengan konsep sandbox, Untitled Goose Game bisa menjadi pilihan. Dalam game ini, pemain mengendalikan seekor angsa yang menjahili penduduk desa. Game ini menawarkan kebebasan bereksplorasi dan menyelesaikan misi dengan cara yang unik. Meski bukan gratis, harganya lebih terjangkau daripada Minecraft dan Roblox.

#4 Garry’s mood

Garry’s Mod adalah game sandbox yang memungkinkan pemain untuk bereksperimen dengan fisika dan objek yang ada dalam game. Pemain bisa bebas membangun, menghancurkan, atau bahkan menciptakan situasi yang lucu dan menarik. Game ini lebih murah daripada Minecraft dan Roblox, dan tersedia di berbagai platform.

#5 Blockswoords

Blocksworld adalah game yang mirip dengan Roblox, di mana pemain bisa membuat dunia mereka sendiri dengan balok-balok 3D. Game ini tersedia secara gratis untuk perangkat iOS, dan menawarkan fitur pembelian dalam aplikasi (in-app purchases) untuk konten tambahan.

Lumayan banyak ya, jadi meskipun Minecraft dan Roblox memang sangat populer, masih ada banyak pilihan game lain yang menawarkan konsep dan potensi serupa. Dengan mencoba beberapa game alternatif ini, anak-anak tetap bisa menikmati pengalaman bermain yang menyenangkan dan mendidik tanpa harus mengeluarkan banyak “cuan”.

Memang, Minecraft dan Roblox memiliki banyak potensi positif bagi anak-anak. Namun, seheboh apapun tulisan ini menceritakan tentang kehebatan dunia games tersebut, ada sedikit kewajiban moral penulis kepada kalian para pembaca Perspexto terutama yang sudah berstatus orang tua, untuk terus memastikan bahwa anak kamu tetap aman dan mendapatkan manfaat maksimal dari kedua permainan ini. Ingat games adalah pedang bermata dua!

Baca juga artikel saya: The Anxiety of the Metaverse Era and AI: The Impact of Humanism on Society

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil orang tua untuk mengontrol dan mendidik anak dalam bermain Minecraft dan Roblox:

1. Atur Waktu Bermain yang Tepat

Anak-anak cenderung sulit mengontrol waktu bermain mereka, sehingga orang tua perlu mengatur jadwal bermain yang tepat. Tetapkan batasan waktu harian, misalnya 1-2 jam per hari, dan pastikan anak kamu mematuhi aturan tersebut. Jangan lupa untuk mengevaluasi kegiatan anak dan memastikan mereka tetap memiliki waktu untuk belajar, berolahraga, dan bersosialisasi.

2. Pelajari Fitur Keamanan dan Privasi

Sebagai orang tua, kamu perlu memahami fitur keamanan dan privasi yang ditawarkan Minecraft dan Roblox. Dalam Roblox, kamu bisa mengaktifkan pengaturan keamanan yang sesuai dengan usia anak dan membatasi interaksi mereka dengan pemain lain. Sementara itu, di Minecraft, kamu bisa membuat server pribadi atau memilih server yang aman dan ramah anak-anak.

“Tapi saya adalah orang tua yang awam, harus bagaimana?” .. Belajar..titik!

3. Ajak Anak Bermain Bersama

Salah satu cara terbaik untuk mendidik anak dalam bermain Minecraft dan Roblox adalah dengan bermain bersama mereka. Dengan begitu, kamu bisa memantau aktivitas mereka, memberikan bimbingan, dan membahas isu-isu yang mungkin timbul selama bermain. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi kamu untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan anak.

4. Fokus pada Aspek Edukasi

Manfaatkan potensi edukasi yang ada dalam Minecraft dan Roblox dengan mengarahkan anak-anak untuk mencoba proyek-proyek yang lebih kompleks dan menggali konsep-konsep yang terkandung di dalamnya. Misalnya, ajak anak untuk belajar coding di Roblox atau mengenal konsep matematika dan fisika di Minecraft. Dengan begitu, mereka tidak hanya bermain, tapi juga belajar.

5. Diskusikan Etika Bermain dan Keamanan Siber

Anak-anak perlu memahami etika bermain yang baik dan pentingnya menjaga keamanan siber. Ajari mereka untuk tidak memberikan informasi pribadi kepada orang lain, mengenali motif perundungan daring (cyberbullying), dan melaporkan perilaku yang mencurigakan. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di dunia daring.

Dengan kontrol dan edukasi yang tepat, orang tua dapat memastikan anak-anak memanfaatkan permainan ini secara positif. Anak-anak akan belajar banyak hal sambil bersenang-senang, dan kamu pun bisa merasa tenang karena tahu bahwa mereka bermain dengan aman.

Konsep metaverse seperti yang diwakili oleh game online populer seperti Minecraft dan Roblox ini dapat menjadi bagian penting dari kehidupan anak-anak dan keluarga. Namun, seperti halnya teknologi lainnya, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka terlibat dalam pengalaman game online dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

The metaverse is here, and it’s not only transforming how we see the world but how we participate in it – from the factory floor to the meeting room

Satya Nadella, Microsoft

Orang tua dapat membantu anak-anak mereka membangun keterampilan sosial, kreativitas, dan berpikir kritis melalui pengalaman game yang sehat. Dengan cara ini, metaverse dapat menjadi tempat yang inklusif dan positif untuk anak-anak dan keluarga, serta membantu membentuk masa depan teknologi yang lebih cerdas dan berkelanjutan

Jangan ragu untuk terjun dan menjadi bagian dari petualangan anak kamu, karena melalui permainan ini, kita bisa membangun ikatan yang kuat, sambil membantu anak-anak menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Jadi, mulailah dengan langkah kecil, beri kesempatan anak-anak untuk mengekspresikan diri, dan temukan keajaiban yang ada di balik permainan yang mereka cintai. Ingat, ketika kita bermain bersama, kita tumbuh bersama.

Selamat berpetualang dalam dunia metaverse Roblox dan Minecraft yang mengasyikkan dan mendidik, selamat datang di dunia masa depan anak-anak kita!

Salam Perspexto!

One thought on “Metaverse ala Roblox dan Minecraft: Inklusivitas Dunia Virtual Anak-Anak

Add yours

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑