
Hai, para pejuang awam teknologi! kayaknya saya masih lagi dalam mood tinggi untuk nulis tentang teknologi atau mencoba menyederhanakan kompleksitas teknologi agar mudah dimengerti, dimana kali ini kita akan coba kupas tentang API.
“Gampang, nanti API nya di consume oleh mobile apps nya, langsung jalan …”
Kata-kata yang saat ini umum kita dengar dalam setiap diskusi teknis tentang aplikasi digital atau solusi digital yang dibuat. Tapi apakah kita hanya memang “sering mendengar” atau sebenarnya kita sendiri tidak tau apa yang mereka bicarakan tentang apa itu API?
Pernahkah kalian mendengar istilah API atau Application Programming Interface? API dalam dunia teknologi ibarat jembatan silaturahmi antar aplikasi. Bayangkan saja, ada sebuah desa bernama Aplikasi Land, di mana berbagai aplikasi tinggal dan menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Di desa ini, aplikasi bekerja sama dan berbagi informasi untuk menjalankan tugas-tugas mereka dengan lebih efisien. Namun, mereka membutuhkan cara untuk berkomunikasi satu sama lain. Inilah peran API!
API dalam dunia digital adalah sang “Jembatan Ajaib”
API menghubungkan aplikasi satu dengan yang lain. Dengan jembatan ini, aplikasi bisa berbicara, berbagi informasi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jembatan ini memiliki aturan-aturan tertentu yang harus diikuti oleh aplikasi agar komunikasi berjalan dengan baik.
Misalnya, ada aplikasi bernama “My Weather” yang ingin mengetahui ramalan cuaca hari ini. Untuk itu, aplikasi ini perlu berbicara dengan aplikasi “Info Cuaca” yang memiliki data cuaca terkini. Mereka bisa saling berkomunikasi melalui API, sang jembatan ajaib, yang membantu mereka berbicara dalam bahasa yang sama dan saling mengerti.
Mari kita terapkan perumpamaan ini dalam kehidupan nyata. Salah satu contoh API yang populer adalah Google Maps API. Bayangkan kalian menggunakan aplikasi pesan makanan seperti “GoFood” untuk memesan makanan dari restoran favorit kalian. Aplikasi ini membutuhkan informasi tentang lokasi restoran dan jarak antara restoran dengan rumah kalian untuk menghitung estimasi waktu pengantaran.
Nah, di sinilah Google Maps API berperan sebagai jembatan ajaib yang menghubungkan aplikasi “GoFood” dengan Google Maps. Dengan bantuan API ini, “GoFood!” bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dari Google Maps dan menyajikannya kepada kalian dalam waktu singkat. Semuanya berkat API, sang jembatan silaturahmi antar aplikasi!
Paham ya sampai sini …
Nah, sekarang kita akan membahas tentang dua jenis API, yaitu Open API dan Closed API (terutama istilah Open API yang paling kita dengar). Kita akan menggambarkannya sebagai pesta pernikahan terbuka dan pesta pernikahan eksklusif, agar lebih mudah dan lucu dipahami oleh orang awam.

Open API : Pesta pernikahan terbuka
Open API ibarat pesta pernikahan terbuka, di mana ini adalah undangan terbuka untuk semua orang yang mau datang merayakan kebahagiaan bersama. Di dunia teknologi, Open API memungkinkan berbagai aplikasi, baik dari dalam maupun luar, untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan aplikasi yang menyediakan API tersebut. Open API menjembatani aplikasi untuk saling berbagi data dan fungsionalitas, sehingga menciptakan kerjasama yang lebih baik dan inovasi yang lebih cepat.
Contoh Open API adalah Twitter API. Dengan API ini, pengembang aplikasi bisa mengakses dan mengintegrasikan fitur Twitter ke dalam aplikasi mereka, seperti mengambil tweet, mengirim tweet, atau memperbarui profil. Intinya, Open API menyambut semua aplikasi dengan tangan terbuka, seperti pesta pernikahan terbuka yang meriah!
Konsep Open API ini memiliki beberapa kelebihan yaitu
- Mendukung Inovasi: Karena semua aplikasi bisa mengakses API, hal ini memungkinkan pengembangan ide dan inovasi baru dalam aplikasi dan layanan.
- Kolaborasi: Open API memudahkan kerjasama antara aplikasi, pengembang, dan perusahaan untuk menciptakan layanan yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pengguna.
- Kemudahan Adopsi: Dengan API yang terbuka, aplikasi yang menggunakan layanan ini akan lebih mudah diterima dan digunakan oleh pengguna, karena sudah terintegrasi dengan aplikasi atau layanan lain yang mereka gunakan.
Namun ada pula kelemahan atau potensi risiko yang bisa timbul yaitu
- Keamanan: Open API berisiko lebih tinggi dalam hal keamanan, karena lebih mudah diakses oleh pihak yang tidak diinginkan yang bisa mengeksploitasi celah keamanan.
- Kontrol Data: Open API membuat pengendalian data lebih sulit, karena banyak aplikasi yang dapat mengakses dan menggunakan data tersebut.
- Kualitas Informasi Heterogen: Dalam beberapa kasus, Open API yang banyak digunakan oleh aplikasi berbeda bisa menghasilkan kualitas layanan yang tidak konsisten (tergantung bagaimana masing-masing end user aplikasi mengolah informasi yang mereka dapatkan).
Closed API : Pesta pernikahan tertutup
Di sisi lain, ada Closed API yang bisa diibaratkan sebagai pesta pernikahan eksklusif. Hanya tamu yang memiliki undangan khusus dan sudah diseleksi yang bisa menghadiri acara ini. Dalam dunia teknologi, Closed API hanya memungkinkan aplikasi tertentu atau yang memiliki izin khusus untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan aplikasi penyedia API tersebut.
Alasan di balik kebijakan Closed API adalah untuk menjaga keamanan, privasi, dan kontrol terhadap data dan fungsionalitas yang dibagikan. Misalnya, sebuah perusahaan besar memiliki aplikasi internal yang hanya digunakan oleh karyawan dan mitra. Mereka mungkin akan menggunakan Closed API untuk memastikan bahwa hanya aplikasi terpercaya yang bisa mengakses data dan fungsionalitas mereka.
Kelebihan dari konsep Closed API yaitu
- Keamanan lebih terjamin: Closed API menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi, karena hanya aplikasi tertentu yang diizinkan untuk mengakses API. Hal ini mengurangi risiko penyalahgunaan dan eksploitasi keamanan.
- Kontrol Data: Dengan Closed API, perusahaan atau pengembang memiliki kontrol yang lebih baik terhadap data dan fungsionalitas yang mereka bagikan.
- Kualitas informasi yang dapat dijaga: Closed API memungkinkan pengembang untuk menjaga kualitas layanan, karena mereka bisa membatasi penggunaan API hanya untuk aplikasi yang memenuhi standar tertentu.
Sedangkan kekurangan atau potensi risiko atas konsep Closed API antara lain
- Inovasi Terbatas: Closed API mengurangi potensi inovasi, karena akses terbatas hanya pada aplikasi tertentu.
- Kolaborasi relatif kaku: Closed API dapat menghambat kolaborasi antara aplikasi, pengembang, dan perusahaan, karena akses yang terbatas.
- Adopsi yang cukup lama: Closed API bisa menghambat adopsi dan pertumbuhan aplikasi atau layanan, karena tidak terintegrasi dengan aplikasi lain yang digunakan oleh pengguna (tapi memang rata-rata API ini digunakan dalam close loop environment dan sengaja tidak di publish).
Terus bagaimana sebuah API dibuat?
API merupakan bagian dari konsep komputansi modern yang tentu saja pembuatannya dilakukan melalui mekanisme coding atau menulis script kode menggunakan bahasa pemrograman. API biasanya ditulis dalam bahasa pemrograman yang populer dan fleksibel, seperti Python, JavaScript, atau Java. Tergantung pada situasi, bisa juga menggunakan bahasa lain, seperti Ruby, PHP.
Jadi, paham ya para pengabdi teknologi awam, bahasa gampangnya API ini adalah seorang penerjemah yang memungkinkan setiap aplikasi untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam bahasa yang mereka mengerti. API membantu menciptakan solusi yang lebih kaya, lebih efisien, dan lebih fleksibel bagi end user (seperti kita-kita ini yang setiap saat pasti gak bisa lepas dari smartphone).
Dalam dunia yang semakin terkoneksi, API memainkan peran penting dalam mengintegrasikan sistem dan layanan, memungkinkan para pengembang untuk menciptakan inovasi baru yang menguntungkan serta memberi nilai baru bagi kita semua. Oleh karena itu, meskipun bagi orang awam API mungkin terdengar seperti bahasa teknis yang sulit dipahami, ingatlah bahwa API adalah tokoh di balik layar yang membantu kita menikmati dunia digital dengan lebih mudah, dan lebih berguna.