Tour de Ujung Kulon 2013 – sebuah catatan perjalanan

Perjalanan panjang akan lebih mudah dan ringan dilalui apabila dilakukan secara bersama-sama dalam lingkup suka cita dan tentu saja agenda kompetisi tersembunyi didalamnya yang asyik dan menantang. Hal inilah yang mungkin dapat menggambarkan acara touring sepeda Mandiri Club Cycling (MCC) bertajuk “Dare the Rhino – Tour de Ujung Kulon yang di helat pada awal quartal ke-4 2013 lalu.

Acara touring yang diikuti oleh 15 peserta ini memiliki jarak tempuh kurang lebih 230 km dimulai dari Plasa Mandiri sebagai titik nol sampai ke area Taman Nasional Ujung Kulon tepatnya di Resort Honje Ecolodge sebagai titik finish

Destinasi baru dan terbatasnya route knowledge menjadi tantangan pertama yang dihadapi pihak panitia. Oh ya.. Darimana tercetus ide Ujung Kulon ? Ide Ujung Kulon diusulkan oleh Chaidir Akbar, salah satu anggota MCC berdasarkan pengalaman perjalanan liburan pribadi beliau sebelumnya. Keputusan pengurus MCC yang juga panitia untuk menyetujui usulan tersebut tidak serta merta sifatnya. Beberapa aspek dipertimbangkan seperti jenis, tipe rute dan tantangannya, serta pada akhirnya kualitas objek tujuannya sendiri sebagai suatu pencapaian (ini wajib hukumnya). Dan ternyata Ujung Kulon tepatnya di Resort Honje Eco Lodge memenuhi semua kriteria tersebut.

Then… its show time..!!

16
Ujung-Kulon-National-Park-map-1600

Perjalanan dimulai pada hari Sabtu 23 Nopember 2013. Ba’da Subuh peserta sudah berkumpul di lobby Plaza Mandiri. Sebelum start para peserta melakukan persiapan teknis dan nonteknis seperti check up kesiapan  kondisi sepeda, mempersiapkan penataan bekal perjalanan, pemanasan dan berdoa. Seperti biasa, tawa canda dan saling “ejek” serta “bully” mewarnai suasana subuh yang sejuk ini di pelataran Plaza Mandiri, suasana kekeluargaan yang akan selalu dirindukan oleh setiap member MCC dalam setiap perjalanan.

Peserta tour Ujung Kulon kali ini antara lain pentolan dan sesepuh MCC seperti Pak Haryoko, Pak Denni Admiral, Pak Sarwidi, Pak Nuryadi, Pak Moskwa Prima, Pak Dani Kuswara, Pak Amir. Dari jajaran baby boomers ada om Zaenal Fahmi, om Nurdin Eko sedangkan perwakilan gen-Y ada Mahsus, Gilang, Prambudi. Saya sendiri sebagai panitia pada event ini harus bekerja ekstra keras dikarenakan absen nya 2 personel panitia lain (Dixi dan Eva), sehingga otomatis kendali rute, koordinasi mobil kawal, security, pit stop dan proximity scenario semua ada di pundak saya.

MCC photo

(bergaya menjelang start)

Start dimulai tepat pukul 06.00 WIB dari pelataran lobby selatan Plaza Mandiri dengan rute dalam kota Gatot Subroto – Thamrin – Sudirman menuju Roxy  – Daan Mogot ke arah Tangerang. Di sesi pertama ini panitia dan 2 mobil kawal sempat memisahkan diri dengan para goweser karena ada beberapa hal yang perlu di persiapkan dan di pick up di awal perjalanan (bensin dan logistik), goweser sementara hanya dikawal 3 mobil (2 mobil penumpang dan 1 mobil pick up).

Di awal perjalanan ini terlihat sekali bagaimana energi dan semangat para goweser masih meluap-luap terlihat dari kecepatan dan konsistensi kayuhan masing-masing goweser masih homogen, bahkan panitia sempat kewalahan mengejar goweser di 25 km pertama walaupun dengan mobil. Sebagai informasi, titik temu antara panitia, rombongan mobil dengan para goweser adalah di jalan Daan Mogot  tepatnya 6 km menjelang gerbang masuk kota Tangerang.

Masuk kota Tangerang tepat pukul 07.30 WIB , tantangan awal bagi peserta khususnya panitia dimulai. Kondisi jalanan yang semrawut dan macet menyebabkan beberapa goweser dan mobil kawal terpisah. Salah satu goweser juga saat itu mengalami ban bocor sehingga sempat tertinggal jauh di belakang. Tidak adanya toko/ bengkel sepeda di daerah yang dilewati ditambah padatnya lalu lintas menyebabkan peserta harus di evakuasi sementara untuk menuju checkpoint pertama untuk perbaikan.

Checkpoint pertama terletak di Km 10 Jalan Raya Serang, moment ini digunakan se efektif mungkin bagi Panitia, Om Zay (sweeper) dan mekanik tim untuk re-group, recovery dan perbaikan untuk sepeda goweser yang mengalami masalah. Kurang lebih 20 menit rombongan berhenti di checkpoint, setelah itu semua kembali diberangkatkan setelah dipastikan kondisi goweser dan sepeda sudah siap.

5

(pit stop pertama di Jl Raya Serang)

Cuaca dan suhu yang sangat panas sepanjang rute jalan Raya Serang memberikan tantangan tersendiri bagi para goweser, ditambah lagi pengendara kendaraan bermotor, mobil dan truk yang sepertinya rajin menyapa goweser dengan deru debu dan asap knalpot nya, hal ini menuntut goweser untuk lebih bisa berkonsentrasi dan fokus berkendara.

Disini para goweser mulai mengalami penurunan semangat dan konsistensi, terlihat dari jarak antara goweser yang sangat renggang, menurut pengamatan saya, jarak antara goweser terdepan dan paling belakang & sweeper hampir mencapai 3 km, hal ini tentu saja sangat menyulitkan panitia dan sweeper untuk melakukan re-group dan pemantauan posisi.

Tepat jam 11.30 WIB rombongan MCC dengan segala “cobaan” nya sampai di kota Serang.

Bagi saya yang pertama berkunjung ke Serang, kesan pertama yang didapat adalah Serang jauh dari ciri khas sebuah ibukota propinsi. Betapa tidak, dari pintu gerbang sampai dengan jantung kota Serang saya disuguhkan oleh kondisi jalan yang panas, tandus dan tata kota yang relatif semrawut, benar-benar cukup mengecewakan bagi saya pribadi.

Ada kejadian lucu yang terjadi dikarenakan kurangnya koordinasi antara panitia dan antar goweser, dimana saat masuk kota Serang, rombongan tidak sengaja terpecah menjadi 3 kelompok dengan menyusuri jalan/ rute yang berbeda-beda. Sempat terjadi kepanikan koordinasi karena posisi masing-masing kelompok terpisah hampir 5 km dan semua tetap bergerak. Akhirnya berbekal koordinasi GPS masing-masing kelompok, rombongan sepakat mengikuti instruksi Pak Haryoko untuk berkumpul di sebuah gubuk penjual semangka yang terletak di sebuah jalan kecamatan 3 km sebelum Kantor Gubernur Banten.

Setelah semua berkumpul, robongan sepakat mengakhiri etape 1 dan melakukan istirahat makan dan shalat di sumah makan padang persis di depan kantor Gubernur Banten. Moment ini tentunya sangat ditunggu-tunggu para goweser untuk makan dan bercengkrama membahas rute, hal-hal unik di jalan dan sudah pasti aksi “ejek”  dan “bully” tetap menjadi bumbu sedap untuk menemani pedasnya masakan padang yang disajikan.

MCC Photo
17

(makan siang dulu di depan kantor bu Atut)

Tepat pukul 13.30 WIB, panitia meninstruksikan peserta untuk bersiap dan berangkat karena target waktu finish yang sangat ketat. Sebelum berangkat, rombongan menyempatkan diri berfoto di depan “istana bu Atut” sebagai “bukti” perjalanan.

foto serang

dan .. dimulailah etape 2 touring ini

Sebagai gambaran, etape 2 ini meliputi jalur Serang – Pandeglang – Labuhan lanjut ke Ujung Kulon. Dari sisi karakteristik, sebenarnya rute ini yang ditunggu-tunggu para goweser, selain tidak terlalu ramai, kontur jalan yang berupa tanjakan dan turunan landai sampai curam dapat ditemukan. Cuaca yang sedikit mendung dan pemandangan yang “lumayan alam” cukup memanjakan para goweser di etape ini.

nanjak etape 2

(tanjakan landai Serang – halus tapi membunuh)

2

(Action : Pak Haryoko, Pak Denni Admiral, Pak Nuryadi dan Pak Dani Kuswara)

serang

(Road Captain & group at Jalan Labuhan)

Di jalur ini pula yang menjadi pembuktian bahwa umur bukan halangan menjadi yang terdepan. Tengok saja bagaimana pak Nuryadi, salah satu pentolan U5 MCC melesat sendiri di depan hampir 3 km didepan semua goweser. Lagi-lagi panitia dibuat kelabakan, kali ini satu mobil khusus disediakan untuk mengawal di depan. “keganasan” pak Nuryadi baru terhenti tepat di persimpangan Labuhan (antara ke Anyer dan ke selatan) karena beliau tidak tahu harus kemana (akhirnya… hehehe).

Jauh di belakang, para goweser lain yang dipimpin pak Haryoko dan pak Denni Admiral memutuskan untuk beristirahat dan re-group di Situ Cikedal, sebuah objek wisata danau (situ) yang terletak di Labuhan tepatnya sisi utara jalan Perintis Kemerdekaan.

4
7

(santai dulu ah..)

Kurang lebih 1 jam istirahat, tepatnya pukul 18.00 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan etape 3. Kali ini formasi disusun sedemikian rupa mengingat kali ini adalah night ride session, semua goweser sudah siap dengan “perlengkapan perang” berupa lampu, kali ini panitia menginstruksikan semua goweser menahan diri untuk “ngebut” dan lebih mempertahankan formasi. Tepat di persimpangan Labuhan, kami bertemu kembali dengan Pak Nuryadi yang sudah menunggu lama.

Sepanjang rute pesisir dan hutan, formasi sempat sedikit terpecah-pecah lagi dikarenakan banyaknya proyek perbaikan jalan yang membuat para goweser berhenti secara bergantian dalam waktu yang cukup lama.

Pukul 23.00 WIB rombongan tiba di pertigaan Tanjung lesung – Tjitereup. Disini panitia menginstruksikan rombongan untuk re-group. Di titik ini panitia dan peserta dibuat kelabakan karena ada 2 goweser yang “menghilang”, usut punya usut ternyata ada warga yang melihat 2 pesepeda terus melaju melewati pertigaan tanpa mengetahui instruksi dari panitia untuk berhenti. Saya bersama seorang driver langsung melesat mengejar 2 “anak hilang” tadi.

Benar adanya, sekitar 3-4 km dari titik kumpul, terlihat 2 orang yang terus melaju, adalah Mahsus dan Prambudi, entah karena terlalu asyik atau memang gejolak semangat Gen Y, mereka asyik mengayuh sepeda di tanjakan gelap nan pekat tanpa melihat keadaan dan posisi rombongan mereka di belakang. Saya instruksikan mereka untuk berhenti, karena selain cukup gelap gulita kondisi di daerah hutan ini memang dikenal rawan.

Otomatis setelah menghentikan aksi 2 goweser ini saya harus menemani mereka di tengah hutan ini sampai dengan rombongan lain menyusul sampai titik ini. Setelah semua rombongan menyusul, perjalanan dilanjutkan lagi dengan formasi “pendek merapat”.

Beberapa goweser akhirnya menyerah dan harus evakuasi karena faktor udara malam. Sampai dengan pintu masuk Taman Nasional Ujung Kulon, hanya 3 goweser yang berhasil survive yaitu Pak Haryoko, Pak Nuryadi serta Pak Amir, semuanya seakan menegaskan dominasi U5 di skuad MCC.. saluut.

Perjalanan diakhiri dengan foto bersama di tugu selamat datang Ujung Kulon, dan teap pukul 02.00 WIB rombongan finish dan beristirahat di resort Honje Ecolodge.

Foto ujung kulon

(finiiish.. finally.. Alhamdulillah !)

Hal menarik dari touring ini bukan hanya dari sisi perjalanannya, melainkan juga dari sisi keindahan resort Honje Ecolodge sebagai titik finish dan menginap. Sebagai informasi resort ini terletak tepat di tengah teluk yang cukup terlindungi di pesisir, dengan pasir lembut, ombak kecil dan yang paling memukau adalah fasilitas olahraga dan petualangan air. Saya bersama pak Dani Kuswara bahkan sempat berkano ria ke pulau di tengah teluk yang Subhanallah.. pemandangan pasir dan karang bawah lautnya dashyaat..!!

12
11
10
9
15
14
13

Demikian perjalanan ini kami lalui, banyak sekali pelajaran dan hal baru kita temui selama perjalanan ini terutama tentang semangat, kebersamaan, keberanian dan rasa syukur.

Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya… salam sehat..salam gowes !!

By : Clint Buyung Perdana

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑